FEMINISME DALAM NOVEL ATHIRAH KARYA ALBERTHIENE ENDAH MELALUI ANALISIS KODE SEMIOTIK SERTA IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan feminisme dalam Athirah sebuah novel karya Alberthiene Endah, melalui analisis kode semiotik dan implikasinya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, menggunakan beberapa konsep teoretis seperti feminisme, semiotik dan teori bahasa Indonesia dan literatur pembelajaran yang dikemukakan. Data penelitian ini adalah kata- kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam Athirah sebuah novel karya Alberthiene Endah yang diterbitkan oleh Naura Books pada 2013. Penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode analitik deskriptif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data adalah (1) membaca novel berulang kali dan menyeluruh untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh, 2) membaca bagian-bagian novel yang terkait dengan feminisme menggunakan lima kode semiotik, 3) mencatat kata-kata, frasa, kalimat, dan ungkapan yang terkait dengan masalah yang dipelajari. Data dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu 1) membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan ide-ide, 2) mempelajari kata-kata kunci, mencoba menemukan tema,3) menulis bawah model yang ditemukan, 4) pengkodean yang telah dilakukan. Hasil analisis data menunjukkan sebagai berikut. Pertama, feminisme adalah ideologi yang diuraikan oleh penulis yang meliput: 1) marginalisasi wanita, ketika Emma menghentikan hukumannya karena dia tidak bisa melarang suaminya, 2) subordinasi wanita, seperti menunjukkan kemarahannya melalui benda-benda yang terdengar karena dia tidak mampu untuk menentang keinginan suaminya, 3) kekerasan terhadap perempuan, seperti mencari perdamaian di mana-mana, dan 4) stereotip perempuan, seperti membangunkan anak-anak dan menyuruh mereka pergi tidur. Kedua, kode semiotik yang ditemukan adalah 1) hermeneutik, diilustrasikan ketika Emma menatap pintu, 2) proaeretik, seperti banyak orang menjauh dari kapal, 3) budaya, terlihat dari Emma mengenakan gaun sutra Sengkang, 4) semik, seperti menunjukkan kemarahan dengan membunyikan benda, dan 5) simbolis, seperti Emma mengambil becak. Ketiga, implikasi dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah bahwa guru dapat menyajikan novel dan hasil penelitian dalam menerapkan dan mengajarkan perilaku yang baik, seperti ketulusan, kesabaran, dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa novel Athirah adalah novel yang mengajarkan perilaku yang baik untuk keluarga dan masyarakat. Perilaku tersebut dapat ditiru oleh siswa sambil belajar bahasa dan sastra.