TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP PENGGUNAAN BENIH BERSERTIFIKAT PADA AGRIBISNIS PADI
Abstract
Perkembangan produksi dalam agribisnis padi mempunyai kecenderungan menurun dalam hal efektivitas dan efisiensi, hal ini ditandai dengan menurunnya efisiensi pemberian input, melandainya laju kenaikan hasil dan tanaman sering mengalami hama penyakit. Kondisi ini terjadi pula pada Desa Wanasaba Kidul dan Desa Kubang Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon Jawa Barat, produktivitas yang dicapai belum sesuai dengan apa yang diharapkan, salah satu penyebabnya adalah petani belum sepenuhnya menerapkan paket teknologi usahatani sesuai dengan yang direkomendasikan, terutama dalam penggunaan benih unggul bersertifikat. Bardasarkan hal tersebut maka diperlukan penelitian untuk melihat tingkat adopsi petani terhadap penggunaan benih unggul bersertifikat dan perbandingan pendapatan antara usahatani padi yang sudah menggunakan bibit bersertifikat dan yang belum menerapkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan pendapatan antara usaha agribisnis padi yang menggunakan benih padi bersertifikat dengan yang tidak menggunakan. Tingkat adopsi petani terhadap penggunaan benih unggul bersertifikat di Desa Wanasaba Kidul termasuk kategori cukup baik, sedangkan tingkat adopsi petani terhadap benih padi bersertifikat di Desa Kubang Kecamatan Talun termasuk kategori kurang baik. Tingkat adopsi petani terhadap pengggunaan benih padi unggul bersertifikat selain dipengaruhi oleh karakteristik petani itu sendiri yaitu: tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, luas lahan dan pendapatan usahatani juga dipengaruhi oleh lima faktor lainnya yaitu: a. keuntungan nilai tambah relatif bila teknologi tersebut diadopsi, b kecocokan teknologi dengan sosial budaya setempat, c hasil pengamatan petani terhadap petani lain yang telah mencoba dan mencoba sendiri akan keberhasilan teknologi, d mencoba sendiri akan keberhasilan teknologi baru dan e kondisi ekonomi yang ada seperti ketersediaan modal.