KONVERSI LAHAN PERKEBUNAN COKLAT (THEOBROMA CACAO L) MENJADI PEMUKIMAN DI KAMPUNG KAINUI II, DISTRIK ANGKAISERA

  • Natalius W. Kandipi Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Papua
  • Obet S. Karubaba Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Papua
  • Engel D. Kaui Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Papua
  • Roy Marthen Rahandra Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan PGRI Papua
Keywords: Alih fungi lahan,, kakao (Theobroma cacao L)

Abstract

Penelitian ini membahas konversi lahan perkebunan kakao menjadi pemukiman di Kampung Kainui II, Distrik Angkaisera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan, dampak konversi lahan terhadap masyarakat dan lingkungan, serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif konversi lahan. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan pemilik lahan dan warga sekitar, serta observasi langsung di lapangan. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan perkebunan kakao menjadi pemukiman adalah meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal, serta kurangnya alternatif penghidupan selain pertanian. Dampak dari konversi lahan ini adalah terganggunya ekosistem dan habitat satwa liar, serta hilangnya sumber penghasilan dari pertanian kakao. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif konversi lahan adalah dengan menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan diversifikasi sumber penghidupan masyarakat. Konversi lahan perkebunan kakao menjadi pemukiman memiliki dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengurangi dampak negatif tersebut dengan menerapkan praktik pertanian yang ramah lingkungan dan diversifikasi sumber penghidupan masyarakat.

References

Mansur (2001). Tiga factor Perubahan penggunaan lahan
Menurut Yunus(1978) dalam Wesnawa (2015:2) pemukiman dapat diartikan sebagai bentukan baik buatan manusia ataupun alami dengan segala kelengkapannya yang digunakan manusia sebagai individu maupun kelompok untuk bertempat tinggal baik sementara maupun menetap dalam rangka menyelenggarakan kehidupannya.
peraturan pemerintah RI Nomor 4 tahun 1997 Tentang factor-faktor yang mendorong terjadinya ahli fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian,
P.N.H Simanjuntak Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu wilayah Negara.
Utomo (dalam lestari 2009) ahli fungsi lahan atau konfersi lahan
Interview/wawancara bersama masyarakat kampung kainui II
Fauzi, A. 2018. Peran Ekosistem Hutan dalam Kehidupan Manusia. Pustaka Cendekia, Yogyakarta.
Rahanra, R. M., Warabai, L. K., & Terinti, Y. (2022). Etnobotani Pisang Sorong Musa balbisiana: Efektivitas Pengembangan dan Perbanyakan dengan Memanfaatkan Limbah Serbuk Kayu dan Pasir Laut di Kampung Aromarea. Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1).
Sari, D.A., et al. 2019. Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian di Desa Cikaret. Jurnal Pertanian, 25(2), 57-65.
Smith, J. 2020. The Effects of Deforestation on Local Communities. Environmental Science Today, https://www.environmentalsciencetoday.com/effects-of-deforestation-on-local-communities/.
Rahanra, R. M., & Samber, L. (2022). Upaya Peningkatan Tanaman Buah Merah Papua (Pandanus conoideus) Dengan Berbagai Perlakuan Pupuk Organik Cair dan Pupuk Kompos di Kampung Mariadei. BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 9-24.
Published
2022-12-31
How to Cite
Kandipi, N., Karubaba, O., Kaui, E., & Rahandra, R. (2022). KONVERSI LAHAN PERKEBUNAN COKLAT (THEOBROMA CACAO L) MENJADI PEMUKIMAN DI KAMPUNG KAINUI II, DISTRIK ANGKAISERA. UNES Journal of Scientech Research, 7(2), 185-194. Retrieved from https://ojs.ekasakti.org/index.php/UJSR/article/view/354